Bojonegoro – đ€ âSelamat siang bapak-ibu hadirin sekalian, ini ada pertanyaan penting: di Pemda atau OPD itu kenapa ada istilah kertas putih sama kertas hitam?
Nah⊠kertas putih itu biasanya yang dipajang rapi, buat laporan resmi. Isinya indah, rapi, terstrukturâkayak biodata calon mantu yang udah dipoles.
Semua ditulis manis: serapan anggaran sekian persen, program berhasil sekian persen. Pokoknya cakep lah.
Tapi ada juga kertas hitam. Nah ini⊠bukan kertas gosong, bukan juga kertas buat sate klathak.
Kertas hitam itu ya⊠catatan belakang layar. Isinya lebih jujur, lebih apa adanya: âserapan cuma 20%, tapi di laporan tulis 70% biar nggak dimarahin atasan. Tentunya ada yang lain lah.â đ€
Kalau kertas putih itu bisa dipajang di baliho, kertas hitam paling banter dipajang di laci, dikunci rapat, kuncinya dibawa pulang bend*hara.
Jadi jangan heran, kalau rakyat tanya, âPak, realisasi anggaran gimana?â Jawabannya: âTunggu kertas putih keluar ya Bu, yang hitam jangan, itu buat bacaan internal, takutnya bikin sakit hati.â đ
Kesimpulannya, di birokrasi itu kadang kayak dunia fashion: Desa dipaksa pakai baju putih polos, biar transparan.
Pemda bisa pakai jas hitam tebal, biar kelihatan gagah⊠dan aman dari sorotan rakyat.â
Catatan: Ini Opini Pribadi.
Oleh: Agus Harianto